Jatuh Cinta

*heemm… ternyata ga segampang itu mau mulai nulis lagi…

Semalam, tiba-tiba teringat reesaa.wordpress.com, tiba-tiba pengen baca lagi tulisan-tulisan lama di blog ini, dan tiba-tiba jadi pengen nulis lagi.

Seperti biasa, setiap mau tidur, biasanya online dulu via hp. Buka twitter, facebook, email, detikcom. Sambil online, ditemani lagu-lagu slow dari ipod pinjeman, sesekali lihat ke samping. Dua laki-laki tidur nyenyak di sana. Mulailah di kepala berseliweran banyak hal. Biasanya, banyak hal itu cuma disimpan sendiri. Diceritakan ke diri sendiri dan ditanggapi oleh diri sendiri pula. Tapi tadi malam, tiba-tiba pengen bercerita lagi di sini. Sebetulnya sih lebih seru kalau bisa cerita, ngobrol, diskusi, tukar pikiran sama temen-temen langsung. Girls talk. Tapi berhubung susah cari waktu buat ketemuan, ditambah lagi ada Zaidan yang segala kebutuhannya harus didahulukan, jadi nge-blog dulu aja deh 😉

Salah satu dari banyak hal yang berseliweran di kepala itu adalah soal jatuh cinta. I am a wife and a mother now. Sejak tulisan terakhir tahun 2008 sampai sekarang, ada banyak sekali cerita. Cerita diajak nikah, cerita lamaran keluarga, cerita persiapan nikah, cerita hamil, sampai cerita melahirkan. Belum lagi cerita jalan-jalan dan berantemnya. Kembali ke soal jatuh cinta, ternyata begini tho rasanya jatuh cinta sama suami dan anak. Beda rasanya, beda prosesnya, beda cintanya, tapi di waktu yang bersamaan.

Zaki Akhmad (baca: si mas), resmi jadi suami sejak 1 Agustus 2009. Sebetulnya, ketemu pertama kali waktu masih sama-sama kuliah, tapi waktu itu ga ngobrol sama sekali. Setelah bertahun-tahun dengan dunia masing-masing, akhirnya janjian ketemuan, di Stasiun Gambir. Dari situ cari tempat makan dan ngobrol yang enak, sekaligus ke arah pulang, jadilah pertemuan lanjut di Citos. Sejak Gambir dan Citos, komunikasi intens terjalin, banyak cerita dan peristiwa, ada ketawa ada nangis, sampe akhirnya sekarang jadi suami istri. Ketemu di Gambir, kesan pertama liat si mas biasa aja, jelas bukan love at the first sight, heuheu… Tapi dari situ semuanya dimulai. Begitu ngobrol ternyata menyenangkan dan klik. Makin lama makin banyak yang bikin jatuh cinta sama si mas. Keniatannya bolak-balik bandung-jakarta buat ngantriin dan beliin tiket jason mraz; kerelaannya pindah ke rumah yang lebih jauh dari kota, jauh juga dari kantornya; kesabarannya memenuhi semua keinginan waktu hamil; kesetiaannya nemenin dan “bantuin” waktu melahirkan. Belum lagi banyak hal kecil lainnya. Jatuh cinta sama si mas bisa dibilang proses yang masih terus berjalan, bahkan sampai sekarang setelah hampir dua tahun nikah. Dimulai dari nol, tumbuh jadi satu, sepuluh, seratus, dst.

Zaidan Mikail Aksata, lahir 18 Desember 2010. Suatu malam, di tengah-tengah nunggu pesenan nasi uduk di tenda depan pos polisi cinere, tiba-tiba kepikiran pengen beli test pack. Bilangnya sama si mas, pengen nyoba aja, penasaran pengen tau caranya pake test pack. Padahal sebenernya, sejak dua hari sebelumnya ada firasat, perasaan aneh. Kalau datang bulan sih belum telat. Akhirnya mampir deh ke apotek deket tukang nasi uduk. Penasaran, besoknya abis subuh langsung dicoba. Hasilnya, positif! Belum yakin, rencana nyoba dua hari lagi. Sementara itu, browsing soal tanda-tanda hamil sampai soal hormon hcg yang disebut-sebut di kemasan test pack. Dua hari rasanya lamaaa banget. Pas tiba waktunya, nyoba lagi pake test pack ke-dua. Waktunya sama, abis subuh. Hasilnya, juga sama, positif! Berhubung lagi flu berat, gara-gara hasil itu jadi ga berani minum obat. Jadilah diputuskan periksa ke dokter aja. It was my first time dateng ke obgyn, and I was with my hubby and my mom. Yes, both of them. Hasilnya, POSITIF. Seneng, pastinya. Tapi berhubung masih muda banget hamilnya, masih berupa kantung, jadinya belum berani terlalu seneng. I was trying to be as calm as possible 😛 Tapi begitu bisa denger denyut jantung si calon bayi pertama kalinya, rasanya, totally undescribable, walaupun bentuknya belum terlalu kelihatan bayinya. It was my love at the first sight to Zaidan. As in one of Buble’s songs, “I just haven’t met you yet!”. Sejak itu baru mulai berani mengekspresikan senengnya hamil 😀

Prosesnya beda, rasanya juga beda. Rasa yang beda ini ternyata ga bisa diceritain lewat tulisan. Pokoknya beda aja, cuma bisa dirasain. Yang jelas, i am in love with  them both 🙂

One thought on “Jatuh Cinta

  1. Wihu! Tulisannya istriku panjang. Semalem jadi tidur jam berapa? Kirain chatting, ternyata nulis blog 🙂 Panjang lagi!

    I love you too …

Leave a comment